Artikel Mei 07

Membangun Tegal dengan IT

Tahun ini tepat Kota Tegal merayakan hari jadinya ke-427. Meskipun muncul kontroversi kevalidan fakta tanggal berdirinya, Tegal telah menjelma menjadi kekuatan baru di pantai utara pulau Jawa. Meningkatnya transaksi perdagangan, industri dan jasa mendorong tumbuh dan berkembangnya sektor ekonomi riil. Maka tidak salah ketika Komite Pelaksanaan Otonomi Daerah (KPOD) tahun 2005, memasukkan kota Tegal dalam 20 besar kota yang memiliki daya tarik investasi tertinggi di Indonesia. KPPOD melakukan  pemeringkatan daya tarik investasi daerah tersebut berdasarkan lima faktor, yaitu kelembagaan (dengan bobot penilaian 31%), sosial politik (26%),  ekonomi daerah (17%), tenaga kerja dan produktivitas (13%), dan infrastruktur fisik (13%). Dalam bidang pendidikan Tegal juga tidak mau tertinggal. Pembangunan infrastruktur sekolah digencarkan. Kualitas sistem pengawasan dan pelaksanaan pendidikan terus direvisi. Demikian pula dalam sektor pariwisata, kesehatan, dan sektor-sektor lainnya. Selain berimplikasi pada meningkatnya citra Tegal, di sisi lainnya kemajuan ini memiliki dampak penting dalam perbaikan kesejahteraan masyarakat Tegal sendirinya.

Namun, di tengah menggeliatnya Tegal dalam menunjukkan eksistensinya sebagai kota maju dan modern, perhatian terhadap sektor Information Technology (IT) masih sangat lemah. Kita dapat mengamati rendahnya kultur pemanfaatan IT seperti internet, office system management, dan education information system. Institusi pemerintahan, pendidikan, dan bisnis masih menganggap bahwa browsing internet hanya membuang-buang waktu karena akan membuat efektivitas dan produktivitas pegawai ataupun siswa menjadi rendah. Sistem konvensional masih diterapkan pula pada manajemen pengelolaan kantor atau sekolah. Penggunaan mesin ketik dan pengarsipan data berbasis kertas belum tergantikan. Kebutuhan paling mendasar seperti ketersediaan komputer yang mencukupi di sekolah, instansi, maupun di rumah, juga belum terpenuhi. Indikator-indikator tersebut dapat menjadi bukti simpel yang menunjukkan bahwa kita masih tertinggal jauh di bidang ini.

Berdasarkan suatu penelitian internasional dalam World Economic Forum 2005 disebutkan bahwa ketersediaan infrastruktur IT memberikan kontribusi sekitar 17%-25% terhadap indeks daya saing suatu bangsa. Apalagi sekarang era informasi menjadi trend setter global. Siapa yang menguasai IT, ia akan menguasai dunia. Dengan fakta dan fenomena tersebut, terdengar absurd jika Tegal ingin maju, tetapi akses IT bukan menjadi prioritas utama atau bahkan sama sekali tidak pernah terpikirkan di benak pengambil kebijakannya. Padahal, dengan IT, terdapat beberapa nilai lebih yang dapat digunakan untuk peningkatan kualitas manajemen sebuah instansi atau sumber daya manusia di Tegal. Pertama, pengelolaan organisasi dengan IT akan meningkatkan efisiensi dan efektivitas. Bayangkan berapa buah lemari yang diperlukan untuk menyimpan arsip data di kantor ataupun di sekolah? Apalagi arsip-arsip tersebut rawan rusak, hilang, atau terbakar. Permasalahan lain seperti lamanya pencarian data juga menjadi hal urgen dalam menunjang kepuasan pelayanan kantor atau sekolah. Dengan sebuah server dan information system, problem-problem tersebut dapat teratasi.

Kedua, dengan terbukanya akses informasi melalui internet, berarti masyarakat akan menerima informasi lebih cepat dan aktual. Tidak hanya untuk melihat informasi ter-update, internet juga berfungsi sebagai gudang informasi terluas yang ada di dunia hingga saat ini. Tinggal membuka search engine seperti Yahoo, Google, Answers, atau eBay lalu kita masukkan keyword yang kita cari maka akan ditampilkan puluhan, bahkan ratusan, link ke berbagai portal yang menyediakan informasi tersebut. Dengan modal ini tentunya menjadi manfaat ketika informasi tersebut dapat dikelola dengan baik untuk menjadi referensi tugas sekolah, bahan tulisan, publikasi penelitian, ataupun saran dalam mengambil kebijakan. Jadi, internet dan penggunaan IT memiliki potensi besar dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia di kota Tegal, supaya bisa berkembang dan tidak terlindas arus global pastinya.

Tidak perlu menunda lagi untuk merealisasikan IT menjadi salah satu prioritas dalam pembangunan kota Tegal. Ada dua hal yang dapat dilakukan pemerintah kota (pemkot) Tegal untuk mendukung terealisasinya cita-cita ini. Pertama, menyiapkan infrastruktur dalam mendukung jalannya IT ini. Contoh kongkretnya pemkot dapat membuat peraturan yang mewajibkan setiap institusi publik untuk menyediakan akses internet dengan internet service provider yang disediakan sendiri oleh pemkot Tegal. Pemkot dapat juga menetapkan standar jumlah dan spesifikasi minimal komputer yang harus ada di setiap lembaga pendidikan dari tingkat SD hingga perguruan tinggi. Untuk mendukung kebijakan ini, pemkot dapat menetapkan regulasi dalam mempermudah mekanisme pembukaan usaha dalam bidang IT atau mengurangi retribusi bagi pedagang-pedagang komputer. Hal ini jelas tidak sulit karena Tegal telah menjadi sentra bisnis di bagian barat Jawa Tengah. Selain itu, untuk memperingan beban sekolah dalam menyediakan komputer, pemkot dapat menyediakan subsidi yang besarnya ditentukan dengan persetujuan DPRD dan sekolah-sekolah tersebut.

Setelah mempersiapkan infrastruktur, langkah selanjutnya adalah dengan mendorong kulturisasi penggunaan IT dengan membuat sistem informasi untuk tiap institusi publik secara terkomputerisasi. Pada sekolah misalnya, dapat diterapkan layanan IT untuk manajemen database dan akses perpustakaan online. Pada kantor-kantor pemerintah, dapat digunakan software untuk mengelola data penduduk, menginventarisasi aset daerah, mengelola data kepegawaian dan masih banyak lagi yang lainnya. Dapat dibayangkan kemudahan dan kepraktisan yang akan diperoleh jika IT menjadi solusi dalam pelayanan publik.

Membudayakan IT memang perlu cost yang tinggi. Selain biaya besar untuk penyediaan infrastrukturnya, tantangan terbesar adalah mengalihkan budaya masyarakat untuk beralih ke IT. Mayoritas orang sudah terbiasa dengan sistem lama yang konvensional dan cenderung enggan beralih ke sistem baru berbasis IT. Dibutuhkan keseriusan dari pemkot untuk mendukungnya. Kita tidak bisa memungkiri IT telah menjadi tren global. Kemajuan kota Tegal sendiri memang tidak ditentukan oleh IT belaka, tetapi tumbuh dan berkembangnya Tegal bisa bermula dari mapannya IT di kota tercinta kita ini.

4 thoughts on “Artikel Mei 07

  1. cckk..cckk… artikel cukup keren!!

    masalahna pip,kan SDM d sn blm banyak yg menguasai IT,jd.. apakah pip siap plg k Tgl buat bangun Tgl dgn IT spt yg u blg d artikel ini???
    Ato.. tar malah kyk kbnyakan putra daerah yg belajar d kota2 besar tp akhirna kerja ‘n berkeluarga di kota besar ‘n g balik2..
    akupun blm bs menyatakan dg tegas bakalan plg k daerah asal buat ksh sesuatu d sn,he…. habis, g munafik pip..kultur ini susah diubah,y g??

    o y pip, saran.. klo bs fontnya jgn kecil2 bgt, jd mengurangi ketertarikan org laen klo mo bc artikelmu,pdhal isina bagus lho…

  2. Suatu waktu memang pragmatisme dan idealisme harus kita paksakan bergabung dalam perspektif pemikiran kita. Toh, ribuan mil perjalanan tetap dimulai dari titik nol dan menyusuri ayunan langkah demi langkah. Bukan begitu Mbak?

  3. BTw Tegal..ane juga org Tegal neh…Ngomong2 IT ane jg punya kepengenan pengen buat Google Versi Tegal..????
    Yang bisa nyari apapun yg ad di Tegal,kira2 bisa ga ya..???

  4. Insya Allah bisa….. Pan ngrintis saka saiki? PAn nggawe tim bareng2 apa pimen??? Tak tunggu “undangane” kyeh!

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s