Ini Saatnya Ngeblog!
Pada era teknologi informasi kontemporer, istilah “blog” sering menjadi bahan diskusi atau berita, baik di media cetak maupun elektronik. Ada beberapa versi mengenai awal mula adanya blog. Ada sumber yang menyebutkan blog pertama adalah web What’s New buatan Marc Andersen pada tahun 1993. Sumber lain menyebutkan bahwa blog pertama adalah website pribadi Justin Hall yang mulai dirilis pada tahun 1994. Website tersebut diberi nama Justin’s Home Page. Akan tetapi, istilah blog sendiri mulai digunakan pada Desember 1997 oleh Jorn Borger. Kata “blog” diambil dari “weblog”, sebuah tulisan yang rutin (log) di-update dalam sebuah website pribadi.
Jumlah blog pada awal keberadaannya masih sangat minim. Hal ini disebabkan masih sedikit orang yang mengetahui web design dan web programming untuk membuat sebuah website. Saat itu, untuk membuat sebuah website ataupun blog, seseorang harus membuat code-nya secara manual. Baru sekitar pertengahan tahun 1999 jumlah pengguna blog mengalami lonjakan drastis setelah diluncurkan layanan blogger.com. Lewat blogger.com seseorang dapat menciptakan blog pribadinya secara online dan customized. Maksud customized ini adalah user tidak perlu melakukan code encoding terhadap website-nya karena sudah disediakan interface
template-nya. Jadi, user tinggal berfokus kepada content saja. Apalagi, layanan ini juga tersedia gratis yang semakin mendukung perkembangan blog.
Ada beberapa alasan yang memotivasi seseorang untuk membuat blog. Alasan awal ketika seseorang menulis di suatu blog adalah sebagai catatan harian pengganti diari. Yang membedakan keduanya terletak pada sifat dan media penyampaiannya. Jika diari konvensional ditulis di buku dan sifatnya privasi, maka blog disampaikan di internet yang, tentu saja, dapat diakses oleh siapa pun. Seiring dengan semakin banyaknya komunitas blogger, istilah bagi para pengguna blog, materi di dalam blog juga semakin beragam. Ada blogger yang menulis blognya dengan topik olahraga, ekonomi, sosial, hingga tentang kegemaran atau hobi. Tidak hanya itu, blog juga digunakan sebagai media untuk mengiklankan barang dagangan. Bahkan, blog dijadikan sebagai media kampanye dalam dunia politik kampus seperti di UI maupun UGM.
Sebuah kasus nyata pada pemilihan ketua dan wakil ketua BEM di UI November 2007 lalu, kedua calon menyampaikan visi, misi, dan program kerjanya melalui sebuah blog. Bahkan, berbagai kejadian unik yang terjadi selama masa kampanye dipublikasikan lewat blog. Salah satu pasangan malah memiliki ide kreatif untuk meningkatkan popularitasnya dengan meminta testimoni dari kenalannya di fakultas maupun kampus lain melalui field comment yang ada di blog.
Seorang blogger, Rabecca Blood, mengemukakan bahwa dia memperoleh dua manfaat ketika ia aktif menulis di blog. Pertama, ia menemukan potensi dirinya yang lama terpendam karena dengan rutin menulis di blog, ia dapat mengeluarkan seluruh hal yang ada di jiwa dan pikirannya. Kedua, ia lebih menghargai perspektif pandangannya mengenai sesuatu. Ketika meng-update blog, Rabecca menyadari bahwa opini yang dituliskannya adalah unik. Selain itu, ia juga harus mempertimbangkan artikulasi dan diksi tulisannya karena akan ada banyak orang yang mungkin singgah di blognya dan membaca tulisannya.
Dari sebuah tulisan di blognya, Ken Oktavianus mengungkapkan bahwa ngeblog merupakan aktivitas pencerdasan karena dengan ngeblog, mulai dari menulis hingga mendesain interface-nya, ada proses mental otak yang melibatkan jutaan sel otak. Dengan pengungkapan pikiran dan emosinya melalui blog, seseorang juga sedang berkatarsis. Dalam kamus lengkap psikologi karya JP Chaplin, katarsis adalah pembebasan atau pelepasan ketegangan dan kecemasan dengan jalan mengalami kembali dan mencurahkan keluar kejadian-kejadian traumatis di masa lalu, yang semula dilakukan dengan jalan menekan emosinya ke dalam ketidaksadaran. Proses katarsis inilah yang juga menyebabkan manifestasi emosi seseorang dapat tersalurkan lewat media yang tidak anarkis.
Namun demikian, blog juga dapat memberikan pengaruh negatif. Kecanduan blog adalah salah satunya. Indikasinya adalah seseorang telah terpengaruh dengan aktivitas blog, seperti menulis, memberikan komentar, maupun blogwalking dalam proporsi waktu yang tidak wajar. Dihabiskan waktunya berjam-jam hanya untuk melakukan hal-hal tersebut. Tentu saja, implikasinya adalah aktivitas yang lain menjadi terbengkalai. Sebagaimana content website di internet, content blog sendiri belum tentu dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Bahkan, untuk beberapa blog, adakalanya content-nya bersifat provokatif dan nonedukatif. Menteri Penerangan Malaysia, Zainuddin Maidin pernah membuat maklumat kepada koran lokal Malaysia untuk tidak mengutip data dari blog. Pada bulan Maret 2007 lalu juga pernah terjadi penuntutan terhadap dua blogger Malaysia oleh New Straits Times dengan tuduhan pemfitnahan.
Ada banyak pilihan bagi para pemula yang ingin memiliki blog sendiri. Pilihan pertama adalah memiliki blog secara free. Pilihan kedua adalah merogoh kocek untuk membeli domain dan hosting untuk blognya. Penyedia blog gratis di internet saat ini cukup banyak. Ada lebih dari dua puluh provider yang menyediakan layanan ini. Berdasarkan traffic ranking dari alexa.com, tiga blog provider yang memiliki ranking tertinggi adalah blogger.com (ranking ke-12), wordpress.com (56), dan multiply.com (103). Dengan menggunakan blog provider, pada umumnya kita akan lebih mudah dalam mengelola blog karena biasanya blog sudah terformat dalam bentuk Content Management System (CMS). Jadi, kita hanya perlu mengeklik suatu link atau meng-adjust blog kita dengan fungsi-fungsi yang sudah tersedia. Untuk registrasinya pun tidak serumit yang dibayangkan. Calon user tinggal mengunjungi salah satu dari blog provider tersebut, kemudian mengisi beberapa form seperti username yang dikehendaki sebagai domain, password, dan email calon user.
Akan tetapi, bagi advanced user, mereka kurang suka menggunakan free blog. Selain terlihat kurang keren karena menggunakan domain yang mencantumkan jenis blog provider-nya, komunitas ini juga merasa bahwa fungsi maupun menu yang disediakan sangat terbatas. Mereka tidak dapat berkreasi dengan menambahkan code sendiri untuk mengubah interface-nya atau menambah menu khusus. Oleh karena itulah, advanced user biasanya membeli domain dan hosting untuk blognya. Kemudian, mereka mulai mengkonstruksinya perlahan-lahan hingga desain dan content dari blognya mampu memuaskan hatinya.
Ngeblog memang sedang menjadi tren di dunia maya. Kita dapat berbagi informasi, pengalaman, foto, bahkan musik kepada orang lain, tanpa dibatasi dimensi waktu dan tempat. Blog adalah media yang pengembangannya sangat prospektif pada masa-masa yang akan datang. Oleh karena itulah, ketika saat ini kita tidak belajar untuk membuat blog dan mengelolanya, kita akan semakin terbelakang dalam komunitas dunia virtual. Tidak perlu rumit memikirkan apa yang akan kita tulis di blog nantinya. Bukankah blog itu seperti buku diari? Just keep it simple!
manteb bner artikelnya
setuju bleeehh
@kamal: suwun bro
@hengky: wah, matur nuwun buat kunjungan sama komentarnya mas…
ak esih cupu maslah Blog …
warahi owh…
‘-‘
hehehe… learning by doing aja mas faiq…