Benar-benar sangat kaget saat mengetahui bahwa Rabu kemarin, timbul bentrokan antara petugas keamanan (satpol PP dan polisi) dengan warga sekitar yang merupakan etnis Betawi dengan spirit religius yang kental. Pemicunya tentang penyelesaian sengketa tanah yang sekarang merupakan wilayah kompleks makam yang di dalamnya ada makam Mbah Priok. Beliau adalah salah seorang ulama Islam yang disegani di daerah tersebut. Ketika saya melihat dan mendengar berita di televisi dan surat kabar, setiap pihak mengklaim kebenaran atas data dan fakta yang dimilikinya. Saya pun tak punya ilmu untuk mengetahui dan mengadili, siapa yang benar, dan siapa yang berdusta.
Saya pernah tinggal cukup lama di komunitas orang-orang Betawi religius saat kuliah di UI. Bergaul dan berinteraksi, membuat saya belajar untuk memahami watak mereka. Khas orang Betawi adalah kelugasannya. Tak pernah nanggung kalo ngomong. Sangat bertolak belakang dengan etnis Jawa, suku asal saya. Tapi, saya justru mengagumi mereka. Contoh praktisnya, silakan dengarkan pembawaan tausiyahnya ustadz Yusuf Mansyur. Tak takut pula dengan sesuatu yang diyakini bahwa ini benar. Apalagi bagi mereka yang punya dasar agama kuat. Istilah kerennya, militan.
Maka, menguji militansi religius mereka bagai menyiram bensin di percikan api. Dan ini bukan pertama kalinya. Tahun 1984 pada tanggal 12 September, Priok pun pernah bergejolak. Dengan motif yang sama pula, tentang agama. Ratusan orang tewas. Yang luka dan hilang tak terdata pasti angkanya. Warga Betawi tak pernah main-main kalau agamanya didzolimi. Kalau ulamanya dihinakan. Kalau semangat perjuangannya dipadamkan. Mereka tak sungkan angkat senjata. Karena mereka yakin, membela agama adalah salah satu jalan jihad.
Saya bersimpati untuk kedua belah pihak dan mendukung meja dialog untuk menyelesaikan masalahnya. Di akhir tulisan ini, muncul gumaman di otak saya, bisa jadi semangat religiusitas inilah yang masih menahan murkanya Allah di bumi Jakarta atas banyaknya kemaksiatan yang marak di sana. Wallahu’alam bishawab.
nah, itu sebetul pertanyaan gw semalem fif, gimana pandangan lo terhadap pihak – pihak yang meyakini angkat senjata adalah jihad, bahkan sampai bertindak anarkis ke pihak lain 😀
hmm, mbahasnya panjang dan berat bro. gw belum nyampe ilmunya juga. baru tau sedikit 😀
tapi intinya, bahwa perang itu memang bagian jihad. dan sudah ada dalam sejarah islam dan Al Quran. jangan direduksi dengan menganggapnya bukan jihad. atau jihad hanya sebatas bekerja dan bersungguh-sungguh. menurut gw, ada usaha untuk menyempitkan makna jihad selama ini.
kalo masalah penerapannya, harus lihat kasus per kasusnya bro. ada yang memang angkat senjata dibutuhkan. ada pula yang tidak. perlu dilihat juga prosesnya. perang adalah solusi terakhir kalo agama sudah diinjak-injak.
wallahu ‘alam