Sempurnanya Kebaikan

kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sebagian harta yang kamu cintai. Dan apa saja yang kamu nafkahkan maka sesungguhnya Allah mengetahuinya [ALI IMRAN: 92]


Ayat tersebut adalah pembuka juz ke-4 Al Quran. Muatannya menarik. Mengingatkan kita tentang sempurnanya suatu kebaikan. Selama ini kebaikan memberi yang kita pahami, sebatas hanya memberi dari sebagian harta atau benda yang kita miliki. Betul. Itu baik. Tidak salah.

Namun, bagi Allah, ternyata ada yang lebih baik dari itu. Kebaikan yang sempurna. Saat apa yang kita cintai, ternyata mampu kita berikan. Ini tentu sulit. Bukan tentang apa-apa. Tapi, dari sisi manapun, sulit benar memberikan sesuatu yang sungguh kita sayangi. Dengan susah payah kita dapatkan, telah kita rawat dengan baik, mengapa kemudian harus diberikan? Kita pinjamkan saja sudah tak rela, apalagi diberikan.

Tentunya berbeda, ketika seorang tukang becak memberikan 1000 di kotak infaq masjid, dibandingkan seseorang yang juga memberikan 1000, namun kemampuan ekonominya jauh di atas tukang becak tadi. Seperti kisah di sebuah pasar di Yogyakarta. Saat banyak untung, para pedagang itu berinfaq banyak. Saat pasar lesu dan sepi, infaq mereka jauh lebih banyak. Untuk menjemput rezeki yang belum turun, katanya.

Maka, cukup puaskah kita dengan kebaikan seadanya, bila kesempurnaan itu telah dijanjikan balasan yang jauh lebih baik oleh-Nya?

*tulisan ini adalah tulisan keempat dari tiga puluh tulisan yang seharusnya dipublikasikan ba’da ashar selama Ramadhan melalui facebook dan blog

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s