Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh… [AN NISAA: 78]
Saat manusia sudah berumur 4 bulan di dalam kandungan ibunya, telah dituliskan baginya takdirnya. Termasuk di dalamnya adalah ajalnya. Ketetapan ajal ini berbeda antara satu dengan yang lainnya. Ada golongan orang yang Allah panjangkan umurnya, hingga dalam usianya yang senja, ia masih sehat dan segar. Di sebagiannya yang lain, Allah menetapkan kematian yang dekat.
Kematian memang misterius. Tengoklah kanan kiri kita. Akan kita jumpai mereka yang beberapa hari, beberapa pekan, beberapa bulan lalu masih asyik bercerita dengan kita, kini telah tiada. Subjeknya bisa orang tua kita, saudara kita, teman kita. Tak ada yang tahu, kapan dan dengan cara apa, kematian akan menjemput kita. Tapi satu hal, ia pasti datang.
Ketidaktahuan kita kapan giliran kita mati inilah yang seharusnya membuat kita semakin mawas diri. Berjaga-jaga dengan sebaik-baik bekal, yaitu amal kebaikan. Ketika seseorang sering mengingat kematiannya, sesungguhnya ia telah membuka pintu potensi amal kebaikan. Karena mengingat kematian, sejatinya adalah memaknai kehidupan itu sendiri.
*tulisan ini adalah tulisan kelima dari tiga puluh tulisan yang dipublikasikan ba’da ashar selama Ramadhan melalui facebook dan blog