Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka sesuai dengan apa yang telah mereka kerjakan [AL A’RAAF: 96]
Syarat kemakmuran suatu negeri dari ayat di atas hanya dua. Yang pertama, iman. Yang kedua, taqwa. Namun, iman dan taqwa tidaklah mudah dilaksanakan. Betul-betul berat konsekuensinya. Karena berat itulah, pembesar-pembesar Quraisy dulu, enggan mengganti kepercayaannya dengan memeluk Islam.
Iman tidak hanya sekedar label dalam identitas dokumen. Ia meyakini dengan sepenuh hati dan meniadakan sembahan-sembahan yang lain. Taqwa adalah kemampuan kita untuk melakukan segala perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya.
Negeri itu bisa berupa saya, Anda, keluarga, RT, RW, hingga negara. Jadi, kalau keberkahan belum sampai di entitas-entitas itu, mari segera memperbaiki diri kita.
*tulisan ini adalah tulisan kesembilan dari tiga puluh tulisan yang dipublikasikan ba’da ashar selama Ramadhan melalui facebook dan blog
IMHO tergantung kasus juga sih, beberapa negara di Eropa cenderung punya kultur kurang-bertuhan (e.g. Belanda), atau sekuler (e.g. Prancis), tapi sejauh ini kelihatannya lebih dari cukup maju.
btw, penasaran juga sih, negeri ‘beriman’ dan ‘bertakwa’ itu contohnya apa ya? yang seperti Saudi Arabia-kah (walaupun beberapa hukumnya kontroversial juga sih), atau mungkin yang seperti Malaysia (yang notabene lebih ‘Islami’ daripada Indonesia)?
di satu sisi, keberkahan seperti yang bang yud1 sebutkan betul. negara-negara eropa memang maju secara materi saat ini. tapi itu adalah cobaan bagi orang-orang kafir. mereka dibiarkan bersenang-senang sebentar. kemudian mereka disiksa di akhirat. bukannya dunia ini hanya sekejap? 🙂
negeri beriman dan bertaqwa contohnya ada pada zaman nabi dan khulafaur rasyidin. kalo negara-negara yang ada sekarang, masih debatable bro. kita belum tahu takdirnya. kita usahakan saja indonesia aja jadi negeri beriman dan bertaqwa, bro.