Tingkatan Cinta

Katakanlah: “jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari Allah dan Rasul-Nya dan dari berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya.” Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik [AT-TAUBAH: 24]

Kalau ada kata cinta, semua pasti semangat mendengarnya. Tak peduli umur. Tak peduli status sosial. Tak peduli pria atau wanita. Cinta selalu mengundang perhatian. Cinta juga menimbulkan jutaan pemaknaan.

Cobalah tanya kepada anak remaja. Cinta bagi mereka adalah rasa malu-malu atau juga kekaguman. Lain waktu bentuknya beralih kecemburuan. Suatu masa, cinta terdefinisi juga sebagai kejengkelan.

Isenglah minta definisi dari orang tua tentang cinta. Cinta bagi mereka adalah menyayangi anak-anaknya dengan sepenuh hati. Memberikan apapun yang mereka butuhkan. Semuanya. Kalau perlu, dunia seisinya akan mereka persembahkan untuk buah hatinya.

Ada juga cinta kepada harta benda. Kepada posisi yang diduduki. Kepada pekerjaan yang dijalani. Kepada kendaraan yang dimiliki. Kepada mainan yang baru dibeli.

Ada banyak definisi cinta. Seribu orang akan lahir seribu satu definisi cinta. Namun, di Al Quran, definisi cinta ternyata memiliki strata. Cintamu harus terurut, untuk Allah, untuk rasul-Nya, dan berjihad di jalan-Nya. Cinta selain itu harus terurut di bawahnya. Fatal akibatnya kalau salah menempatkannya.

*tulisan ini adalah tulisan kesepuluh dari tiga puluh tulisan yang dipublikasikan ba’da ashar selama Ramadhan melalui facebook dan blog

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s