Dan apabila manusia ditimpa bahaya dia berdoa kepada Kami dalam keadaan berbaring, duduk atau berdiri, tetapi setelah Kami hilangkan bahaya itu daripadanya, dia (kembali) melalui (jalannya yang sesat), seolah-olah dia tidak pernah berdoa kepada Kami untuk (menghilangkan) bahaya yang telah menimpanya. Begitulah orang-orang yang melampaui batas itu memandang baik apa yang selalu mereka kerjakan [YUNUS: 12]
Di dalam surat Yunus, muatan yang hampir sama dengan ayat di atas, diulang dua kali. Ayat berikutnya, dijelaskan di ayat 22-23. Peringatan ini seolah menyindir sifat dasar kita yang seringkali seolah-olah lupa.
Saat kita dalam kondisi terdesak, memerlukan bantuan Allah, kita memintanya dengan sangat. Namun, saat keperluan itu sudah dipenuhi, kita merasa bahwa kitalah yang telah menyelesaikan masalah itu, dengan mengesampingkan Allah SWT. Kita seolah-olah lupa.
Orang-orang ini, kata Allah dalam ayat di atas, tergolong orang-orang yang melampaui batas. Karena mereka memandang baik, kealpaan yang mereka lakukan itu.
*tulisan ini adalah tulisan kesebelas dari tiga puluh tulisan yang dipublikasikan ba’da ashar selama Ramadhan melalui facebook dan blog