Inilah Waktunya

Dulu berulang kali pertanyaan serupa terlintas di benak saya: kapan seseorang itu harus menikah?

Fakta empirisnya beragam ternyata. Ada yang menikah pada usia muda, kemudian berhasil dalam mengelola rumah tangganya. Mereka bilang, segeralah menikah, mau tunggu apa lagi?

Sebagian menikah pada usia yang, relatif, matang dan mereka pun berhasil. Kata mereka, disiapkan dulu bekalnya, karena nikah bukan urusan main-main lho.

Yang lebih membingungkan lagi, beberapa yang menikah muda, kemudian keluarganya berantakan, juga tidak sedikit jumlahnya. Yang sudah kenal lama dan akhirnya menikah pada usia yang lebih matang, tidak menjamin juga akan bertahan. Beberapa kolaps dan pisah di tengah jalan setelah menikah.

Hingga suatu waktu, saya mulai memahami. Mungkin keliru. Tapi, nanti pada suatu waktu, hati, jiwa, raga, dan pikiran kita akan mengirimkan sinyal. Pertanda bahwa, ‘ya, inilah waktunya!’ Saya, Anda, atau yang lainnya tidak tahu kapan munculnya. Yang bisa kita lakukan adalah mengusahakan jalan untuk memunculkannya.

2 thoughts on “Inilah Waktunya

  1. huwaaa, wis ganti dadi dotcom *mupeng*

    kata salah seorang kakak tingkat, saat memutuskan menikah, modal kesiapannya cuma sedikit, sisanya nekat.

    kalo dipikir-pikir, menikah bukan cuma butuh kesiapan tapi juga butuh keberanian.

  2. alhamdulillah, pengen menyeriuskan ngeblog mbak. muga-muga bisa bertahan lama 😀

    monggoh dipraktekkan mbak, hehehe

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s