Bagi saya, popularitas itu bonus. Yang paling utama itu ya pemikiran, sikap, dan perbuatan yang dilakukan. Kalau semuanya itu benar, juga dilakukan sesuai proporsinya, popularitas itu akan datang dengan sendirinya.
Jadi, tak perlu tim sukses untuk membangun citra kebaikan atau membentuk empati publik. Atau membuat topeng semu, seolah-olah kita baik dan perhatian. Sia-sia. Kasihan. Energinya habis hanya untuk berkamuflase.
Dan saat popularitas itu datang sebagai bonus, jangan sampai kita terperdaya. Akhirnya kita abai terhadap esensi. Bahwa hidup harus terus menerus diisi dengan kebaikan. Bukan sekali dua kali. Lantas berhenti.
Kalaupun popularitas itu tidak hadir, tak perlu risau. Kebaikanmu tetap tercatat dengan rapi di diari-Nya.