Sejenak di Biak

Akhir Ramadhan lalu, Allah kasih kesempatan buat saya untuk menjejakkan kaki di salah satu pulau timur Indonesia, di tanah Biak. Saya memang punya keinginan untuk bisa menjelajahi, mungkin tidak semuanya, pelosok wilayah di negeri ini. Tanah yang amat luas. Bentangan lebarnya setara dengan Eropa. Pulau-pulaunya tersebar, menyimpan misteri eksotis yang sulit ditemukan bandingannya di belahan bumi lain.

Di Biak, saya bersama tim Bosscha dan Lapan menginap di wisma LAPAN Biak. Dari bandara, wisma yang sekompleks dengan LAPAN ini, sebetulnya tidak terlalu jauh. Namun kami harus memutar dengan mobil, menembus Subuh gerimis pagi itu, setelah tiba dari perjalanan 6 jam pesawat Jakarta-Makassar-Biak.

Continue reading

Mengapa 30 Agustus?

Ada beberapa orang yang menanyakan kepada saya tentang pilihan mengapa saya memilih merayakan idul fitri pada 30 Agustus, berbeda dengan keputusan yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Paling tidak ada 4 alasan berikut ini yang dapat saya ungkapkan.

1. Wujudul Hilal
Dari berbagai metode yang ada, saya cenderung sepakat dengan metode wujudul hilal. Artinya, berapapun tinggi hilal, sepanjang hilal sesuai dengan hisab sudah berada di atas ufuk (lebih dari 0 derajat), maka sudah masuk bulan baru pada malam itu.

Continue reading