Bukan Hanya Hasil

Sejak masih SD, saya sudah jatuh cinta dengan PSIS Semarang. Waktu itu PSIS masih satu-satunya tim dari Jawa Tengah yang berlaga di kompetisi tertinggi sepakbola Indonesia. Kecintaan saya kepada PSIS ini sudah muncul sebelum PSIS jadi juara liga Indonesia. Dan perasaan cinta itu terus berlanjut saat ini, termasuk ketika PSIS degradasi tepat setahun setelah menjadi kampiun liga Indonesia.

PSIS tentu kalah tenar dibandingkan dengan Persija, Arema, Persib, Persipura atau klub-klub besar Indonesia lainnya. Juga jelas kalah kelas permainannya dibandingkan Barcelona, MU, Munchen, AC Milan, dan sebagainya. Tapi, PSIS punya tempat tersendiri di hati saya.

Continue reading